Friday, November 14, 2014

Team Teching | bagian 1

1. Pengantar
Kecenderungan kita selama ini dalam pembelajaran yang digunakan pada semua jenjang pendidikan dilakukan secara individu. Hampir semua dilakukan sendiri-sendiri, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penilaian pembelajaran peserta didik.

Kemudian kita diperhadapkan pada penerapan kurikulum 2013, yang pada akhirnya kita tersentak dan sadar akan banyaknya perubahan yang mesti kita lakukan dan kemudian ini adalah masalah umum terkait dengan penerapan kurikulum 2013, seperti yang diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKMP3), Agnes Tuti Rumiati, dalam Dialog dan Konsultasi Nasional terkait Kurikulum 2013. Dia menyebut, terdapat banyak hal yang belum dipahami tenaga pendidik terkait kurikulum 2013, antara lain:

  1. Proses penilaian yang dianggap rumit, banyak yang belum paham dalam memberikan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013
  2. Para guru masih kesulitan menerapkan scientific approach dalam kegiatan belajar mengajar, yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.
  3. Membuat siswa aktif, sebab, dalam kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi fasilitator agar siswa bertanya
Permasalahan-permasalahan di atas dapat diatasi dengan cara menerapkan pembelajaran kerjasama antar guru atau yang diistilahkan dengan team teaching. Pembelajaran tim (team teaching) bukan hal yang baru di Indonesia. Namun di negeri ini praktik pengajaran tim dapat dibilang memang masih sangat langka. Kerja sama guru dalam pelaksanaan pengajaran tim sangat diharapkan dapat dilaksanakan dalam penerapan Kurikulum 2013.

2. Pengertian Team Teaching
Team Teaching menurut Quin dam Kamter (1984) mendefinisikan pengajaran tim sebagai “simply team works between two qualitied instructors who together make prensentarions to an audience” [Pengajaran tim sebagai kerja tim sederhana antara dua orang pengajar yang berkualifikasi yang membuat presentasi untuk peserta didik].

Sedangkan menurut Karin Goetz menyebutnya sebagai “as a group of two or more teachers working together to plan, conduct and evaluate the learning activities for the sama group of learners” [Pengajaran tim adalah pembelajaran yang dilaksanakan satu kelompok guru. Dalam pembelajaran ini sekelompok guru melakukan kerja sama dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil pembelajara terhadap kelompok peserta didik yang sama].

Dari pendapat di atas dapat dimaknai bahwa pembelajaran tim adalah pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guru, dimana satu sama lain saling melengkapi untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang diinginkan, sehingga akan lebih mudah untuk melakukan pembelajaran pada siswa dan suasana kelas akan lebih terkontrol. Hal disebabkan karena setiap guru melaksanakan tugasnya masing-masing. Jika salah satu guru melakukan kesalahan dalam menyampaikan materi atau ada sesuatu yang kurang dalam menjelaskan materi maka guru yang lain dapat membenarkan kesalahan atau menambahkan kekurangan tersebut. Bahkan diakhir setiap periode pembelajaran dapat melakukan kegiatan refleksi terhadap kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang telah berlangsung.

Bentuk pelaksanaan pembelajaran tim dapat dikelompokkan pada 2 model, yaitu:
  1. Dua guru atau lebih mengajar pada waktu, peserta didik dan kelas yang sama
  2. Dua guru atau lebih mengajar pada peserta didik dan kelas yang sama, namun waktu mengajar yang berbeda.
Tulisan selanjutnya menyusul Team Teaching | bagian 2

Thursday, November 13, 2014

Inovasi dalam Pembelajaran

Proses Belajar Mengajar atau disingkat dengan istilah PBM, sebuah istilah yang cukup familiar dalam dunia pendidikan, kemudian istilah tersebut berubah menjadi Pembelajaran pada beberapa tahun terakhir ini. Istilah PBM dan Pembelajaran sebuah istilah yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama atau disamakan maknanya.

Pergeseran istilah dari proses belajar mengajar (PBM), belajar, mengajar,  ke pembelajaran merupakan dampak (salah satunya) adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi  yang banyak mendorong dan mengilhami terhadap inovasi di bidang model-model pembelajaran.

Inovasi pembelajaran diartikan sebagai suatu ide atau metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang/masyarakat baik berupa hasil invensi atau diskoveri yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran atau untuk memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran.

Ada beberapa anggapan bahwa inovasi pembelajaran lebih banyak dipengaruhi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, hal ini tidak dapat dibenarakan sepenuhnya karena inovasi pembelajaran bukan hanya hal-hal yang terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi. Bahkan jauh sebelum perkembangan TIK sepesat ini, inovasi pembelajaran sudah jauh berlangsung, seperti yang dilakukan oleh Bobby DePorter pada tahun 1992 melalui inovasi pembelajaran  kuantum, inovasi pembelajaran kompetensi yang beranggapan bahwa pengetahuan dalam kepala siswa tidaklah kosong, inovasi pembelajaran konstektual sebuah pendekatan yang menonjolkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu.

Sedangkan inovasi pembelajaran kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berorientasi pada pemanfaatan jaringan internet dan aplikasi teknologi itu sendiri.

Pertanyannya, sudahkan inovasi itu kita lakukan  dalam pembelajaran?





Visitasi Sosiologi

Setelah visitasi akreditasi program studi PGSD, kemudian program studi Pendidikan Fisika, dan yang baru terlewatkan program studi Teknologi Pendidikan pada lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Maka tepat pada hari kamis sampai dengan Jumat (14-15 November 2014) giliran program studi Pendidikan Sosiologi yang divisitasi akreditasi oleh tim asesor BAN-PT.







Wednesday, November 12, 2014

Memahami Strategi Pembelajaran

Atmosfer dunia pendidikan di Indonesia semakin mengalami perubahan, perubahan ini sebagiab besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Akibatnya, tantangan yang dihadapi oleh para penggeliat pendidikan semakin besar.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini memberikan dampak yang baik dan tentunya juga dampak yang kurang baik bagi dunia pendidikan terutama jika menyangkut tentang penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan peserta didik. Karenanya dalam proses pembelajaran di sekolah seorang tenaga pendidik haruslah aktif dalam mengikuti perkembangan  teknologi informasi dan komunikasi dan kemudian memikirkan strategi pembelajaran yang baik untuk peserta didiknya.

Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan secara sempit yaitu cara yang dilakukan dalam pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri, sedangkan dalam arti luas strategi pembelajaran menurut Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmum, 2003) mengartikan strategi pembelajaran sebagai  diartikan sebagai berikut:
  1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 
  2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling  efektif untuk mencapai sasaran. 
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 
  4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. 
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: 
    • Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. 
    • Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. 
    • Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. 
    • Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. 

    Sedangkan menurut Dick dan Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa.

    Lain halnya oleh Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. 

    Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: 
    1. Strategi pengorganisasian pembelajaran,
    2. Strategi penyampaian pembelajaran, 
    3. Strategi pengelolaan pembelajaran. 

    Monday, November 10, 2014

    Media Sosial Mengubah Tren Membaca Berita

    Hadirnya sosial media juga ikut mengubah tatanan jurnalistik di Indonesia. Bila dulu orang gemar membaca buku dan media cetak untuk memperoleh informasi, maka tren itu berubah seiring kian mudahnya mendapatkan berita di internet.

    Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jumlah oplah di berbagai media cetak yang semakin menurun. Sementara, minat membaca masyarakat terhadap media online yang dipicu sosial media justru semakin meningkat.

    "Orang-orang saat ini lebih memilih untuk membaca sebuah informasi melalui media sosial, seperti Twitter dan Facebook ketimbang koran dan sebagainya," ucap Arifin Asydhad, Pemimpin Redaksi detikcom dalam acara PR Corner di kampus London School, Jakarta, Senin (10/11/2014).

    Pergeseran tren tersebut tak lain karena perkembangan teknologi yang tumbuh semakin pesat di Indonesia. "Masyarakat saat ini lebih banyak berinteraksi dengan gadgetnya ketimbang membaca. Karena semua informasi kini telah tersedia di dunia maya," lanjut Arifin.

    Menurut Nukman Luthfie, Social Media Expert, pergeseran tren membaca media juga disebabkan oleh perubahaan kebiasaan masyarakat Indonesia itu sendiri.

    "Indonesia menjadi negara kedua terbesar menggunakan SMS di Asia setelah Filipina. Ini artinya masyarakat kita lebih gemar cuap-cuap ketimbang membaca," papar Nukman yang turut menjadi narasumber dalam acara ini.

    sumber: detik.com

    Monday, November 3, 2014

    Training TTI Pedagogy Lecturers

    USAID Prioritas mengadakan kegiatan Training TTI Pedagogy Lecturers yang berlangsung selama 3 hari, 2 - 4 November 2014 bertempat di Hotel Delima Sari Parepare.

    Pembukaan

     Aktivitas pembelajaran

     Persiapan praktik lapangan

    Refleksi

    Penutupan